Mengenai Saya

Foto saya
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Hamba Allah yang berusaha mempersembahkan sesuatu yang terbaik bagi Sang Pencipta

Al Liwa

Al Liwa

Selamat Datang

                                  Assalamu'alaikum Wahai Hamba Allah Yang Terkasih

Senin, 28 Desember 2009

Generasi Unggul

Generasi Unggul dalam Bingkai IMTAQ


Potret Buram Generasi Saat ini
Setiap hari bahkan setiap saat, kita harus menyaksikan di layar TV atau media massa berita miris dari generasi muda saat ini. Tanpa bermaksud menafikkan beberapa keberhasilan di bidang pendidikan, banyak dari produk pendidikan yang kemudian terjebak ke dalam pergaulan bebas, narkoba, tawuran dll, hal ini terjadi karena mereka mengekor gaya hidup modern yang di bawa oleh orang barat sekuler.
Dari data yang dimuat oleh beberapa media massa menunjukkan bahwa 6,5 juta pengguna narkoba adalah generasi muda diantaranya termasuk pelajar dan mahasiswa.Dapat dibayangkan bagaimana tahun-tahun mendatang jika angka ini tidak berkurang bahkan bertambah dari hari ke hari. Tentu menjadi keprihatinan tersendiri bagi kita.
Datangnya beberapa artis Amerika, semisal Beyonce yang beberapa waktu lalu manggung di jakarta dengan memamerkan kemolekan dan keseksiannya, menjadikan dampak yang luas bagi generasi muda. Belum lagi maraknya film-film porno baik yang lokal maupun internasional menjadikan generasi muda kita makin terlena bahkan tidak sedikit dari mereka yang ingin mencobanya. Walhasil, bagi sebagian mereka seks bebas dijadikan makanan sehari-hari, bahkan hidup akan kurang berwarna jika tanpa melakukan hubungan pranikah.
Adapun tawuran, hampir setiap hari terjadi dan bukan hanya di kota-kota besar tapi juga merambah ke daerah-daerah. Masalah kecil yang harusnya dapat diselesaikan dengan kekeluargaan dan baik-baik, terkadang dapat menyulut emosi sehingga sesama saudarapun berusaha saling membunuh.
Fenomena lain yang tak kalah menyedihkan adalah minat dari kalangan generasi muda terhadap kehidupan non-science seperti mencari peruntungan dan ramalan lewat paranormal, mencari kekuatan ghoib, belajar ilmu sihir dan mempercayai hal-hal mistik. Ditambah lagi peran media-media elektronik dalam mempublikasikan dan mengajak mereka turut andil dalam menumbuhsuburkan aktivitas yang dapat mendangkalkan serta merusak aqidah ini contoh paling dekat adalah adanya sms-sms yang berkaitan dengan ramalan, perjodohan, peruntungan sekaligus percintaan plus film-film horor.
Demikian potret buram generasi muda saat ini, seharusnya bukan hanya dijadikan data tapi juga renungan dan harus ada tindak lanjut penyelesaian. Inilah buah dari pendidikan yang sedang berlangsung, pendidikan yang telah kita warisi dari penjajah yang bukan saja tidak mencerdaskan ummat tetapi menjadikan aqidah kita tergeser dan lama-kelamaan akan terkikis tanpa bekas. Akankah kita akan memperpanjang daftar hitam pendidikan yang sejatinya pendidikan dapat membentuk manusia unggul dan berkualitas?

Gambaran Generasi Unggul dan Berkualitas
Islam adalah dien sempurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Kesempurnaan ini telah membuktikan mampu mengubah generasi yang tadinya jahiliyah (bodoh) menjadi generasi pelopor kemajuan kehidupan. Bahkan mampu mengubahnya menjadi peradaban khas yang berjaya selama berabad-abad lamanya.
Faktor yang paling menentukan kualitas generasi unggul adalah keimanan dan keilmuannya. Artinya generasi yang berkualitas adalah generasi yang memiliki keimanan yang kokoh, lalu dengan dorongan keimanan itulah teknologi, dan ilmu pengetahuan dikaji, dikuasai, dan dikembangkan. Dengan kata lain keimanan menjadi dasar bagi keilmuan seseorang.
Adapun pandangan Islam tentang gambaran generasi berkualitas adalah ditentukan:
Pertama: Generasi yang berkepribadian Islam (Syakhsiyah Islamiyah) yaitu generasi yang bertekad menjadikan aqidah Islam sebagai landasan satu-satunya dalam pola pikirnya (Aqliyah) serta menyesuaikan pola sikapnya (nafsiyah) dengan aqidah Islam tersebut. Sehingga berbagai macam problem yang terjadi dalam hidupnya diselesaikan dengan syari’at Islam. Oleh karenanya membutuhkan pemahaman yang utuh dan menyeluruh tentang aqidah dan syari’ah Islam ini, sehingga terbentuklah generasi berkualitas seperti yang diharapkan.
Untuk memberikan pemahaman dan penguatan terhadap Aqliyah Islam membutuhkan usaha pengkajian terhadap tsaqofah Islam semisal Ushul Fiqh, Ulumul Qur’an dan Hadist, ilmu yang berkaitan dengan sistem ekonomi, hukum, pendidikan, sosial dan politik Islam,dll. Semakin kuat seseorang mengkaitkan berbagai problem kehidupan dengan pemahaman Islam maka makin kuat pula aqliyahnya. Karenanya, dalam sistem pendidikan Islam tsaqofah Islam menjadi menu pokok dalam setiap jenjang pendidikan generasi, sehingga akan menjadi manusia yang faqih Fid-Diin yang bersyakhsiyah Islam.
Adapun usaha yang dilakukan untuk menguatkan nafsiyah adalah pembiasaan serta pelatihan untuk memperbanyak ibadah dalam rangka mendekatkan diri pada Allah, semisal membaca Al Qur’an, sholat sunnah, puasa,dll.Sehingga dalam setiap aktivitas yang dilakukan tidak lain adalah untuk mengharap ridho Allah. Hal ini membutuhkan gemblengan dan kedisiplinan yang bersifat kontrol dan kontinyu dari seluruh anggota masyarakat termasuk itikad dan iltizam yang kuat dari orang yang bersangkutan.
Contoh yang tak bisa kita lupakan adalah para Shahabat dan Shahabiyah, dimana mereka hidup saat Rasulullah hidup bersama mereka. Rasulullah dan Shahabat terbiasa dengan melaksanakan sholat wajib atau sunnah bersama-sama. Mereka juga terbiasa mendengarkan penjelasan-penjelasan Rasulullah tentang dienullah dalam satu forum. Sehingga tak diragukan lagi, kualitas iman merekapun tak tertandingi. Sehingga mereka diibaratkan sebagai cahaya bintang-bintang di angkasa. Mereka akan melakukan apa yang Rasulullah lakukan, mereka tidak akan melakukan apa yang Rasulullah tidak lakukan (larang). Kita juga dapat mengingat contoh kualitas keimanan yang dimiliki Ja’far bin Abi Thalib, ketika mempertahankan royyah (bendera Rasulullah) dalam perang Mu’tah, jika bukan karena keimanan dan hanya mengharap ridho Allah, mustahil ia mempertahankan bendera tersebut dengan sekuat tenaga hingga tubuhnya pun terbelah menjadi dua bagian. Atau jika bukan karena ketaqwaan pada Allah, Umar bin Khattab takkan mau tunduk pada Islam padahal ia adalah salahsatu tokoh Quraisy yang paling dihormati dan ditakuti kaumnya.
Kedua: Generasi yang berjiwa pemimpin. Syari’at Islam tidak hanya diperuntukkan bagi umat Islam saja, melainkan rahmat bagi seluruh umat manusia.
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”. (TQS. Al Anbiya’: 107)
Karakter Islam yang demikian itulah yang mendorong umat Islam untuk menyebarkan dan memperjuangkan demi tegaknya syari’at Islam. Generasi yang bertanggungjawab adalah generasi yang tidak mementingkan kesenangan pribadi yang bersifat duniawi dan berhura-hura mengikuti gaya hidup hedonistik, tetapi generasi yang mempunyai kesungguhan dalam memperjuangkan Islam, dan mampu berada di garis terdepan memimpin ummat.
Generasi yang berjiwa pemimpin adalah generasi yang mempunyai pemahaman yang mengkristal dalam dirinya serta mampu menjadi teladan bagi seluruh umat manusia. Pemahaman inilah yang kemudian akan mendorongnya untuk selalu siap dalam bertanggungjawab terhadap apa yang akan dipimpinnya. Baik yang berkaitan dengan dirinya, keluarganya, masyarakat, bahkan seluruh umat di dunia. Hal ini disebabkan bahwa hidup adalah amanah yang suatu saat nanti akan dipertanggungjawabkan pada Sang Kholik
“Dan amir itu adalah pemimpin yang mengurusi urusan umat, dan dia bertanggungjawab dengan segala urusannya” (HR Muslim)
Ketiga: mampu mengarungi hidup berdasar pada aqidah Islam. Aqidah Islam mampu menjawab pertanyaan mendasar dalam kehidupan manusia, yaitu darimana manusia? untuk apa manusia hidup? Dan akan kemana manusia setelah meninggalkan dunia ini? Islam dengan sangat sempurna dapat menyelesaikan seluruh permasalahan ini.
Seseorang yang memiliki kejernihan pemikiran serta mendalam sajalah yang akan mampu menemukan jawaban dari pertanyaan besar diatas. Bahwa hanya dengan aqidah Islam saja segala persoalan yang berkaitan dengan pribadi, masyarakat serta negara dapat terselesaikan dengan tuntas. Dengan memahami tentang tujuan hidup manusia yaitu semata-mata hanya untuk beribadah pada Allah, maka selayaknya manusia harus mengatur aktivitasnya agar sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah serta menjauhi apa-apa yang dilarang oleh-Nya Hal ini karena hanya Islamlah yang dapat memberikan solusi yang membawa kebahagiaan dunia dan akhirat.
Generasi unggul adalah generasi yang mendapat pembinaan secara kontinyu untuk mengokohkan aqidah Islam dalam dirinya. Sehingga ia mampu mengarungi kehidupan ini dengan penuh keberanian. Tak takut dihina, atau diintimidasi karena yang patut ditakuti adalah murka Allah jika ia tidak melaksanakan perintah-Nya serta tidak menjauhi larangan-Nya.
Rasulullah SAW telah membina para sahabat dengan gemblengan yang keras selama sepuluh tahun. Beliau menanamkan nilai-nilai keimanan diantaranya tiada yang patut disembah kecuali Allah SWT, sehingga sesembahan lain tidak layak disembah bahkan harus dihancurkan. Selain itu Rasulullah juga mengubah pola pikir para sahabat yang tadinya mengikuti apa yang dianut masyarakat dan nenek moyangnya menjadi pola pikir Islami yang mengabdikan seluruh hidupnya hanya untuk Allah.
Contoh dari perubahan yang terjadi karena berubahnya aqidah mereka adalah bagaimana keluarga Amar bin Yasir mengorbankan nyawanya, meninggalkan keluarga dan hartanya demi mengikuti keimanan pada aqidah Islam. Demikian pula Abu Bakar yang menyerahkan seluruh hartanya untuk perjuangan Islam, serta kaum muslimin Mekkah yang rela Hijrah ke Madinah karena panggilan jiwanya maka mereka dengan rela meninggalkan keluarga serta harta yang dimilikinya.
Disisi lain, kaum muslimin juga tekun dalam disiplin ilmu tertentu, sehingga hal inilah yang kemudian membawa Islam pada kemajuan tak tertandingi. Adapun contoh ilmuwan-ilmuwan muslim yang telah dikenal dunia jauh sebelum Darwin dengan teori evolusinya adalah Ar-Razi, Ibnu sina, dan Ibnu Nafis dalam bidang kedokteran, di bidang apoteker yaitu Ibnu Baithar dan Abu Dawud, bidang teknik yaitu: Nabagh bin Firnas, bidang astronomi yaitu Al-Bairuni, dalam bidang kelautan Barraz bin Majid, serta banyak ilmuwan muslim lain yang selain beraqidah Islam juga profesional dalam bidang keilmuaannya.
Demikian gambaran generasi unggul Islam yang mampu membuktikan kejayaannya selama berabad-abad di mata dunia, bahkan dimata negara adidaya waktu itu, yaitu Persia dan Rumawi. Keunggulan generasi Islam juga dapat kita buktikan sekali lagi dimata dunia utamanya di hadapan para imperialis barat.

Optimalisasi Media Pembelajaran menuju Generasi Unggul
Pada masa Rasulullah, media pembelajaran yang digunakan hanya berupa pena/tulisan serta lisan namun sarana yang sederhana ini ternyata dapat mencetak generasi unggul sepanjang zaman. Kita ketahui bagaimana cara penyebaran dakwah yang meliputi hampir tigaperempat dunia hanya dilakukan dengan lisan para shahabat yang meyakini kebenaran Islam. Selain itu tulisan dalam bentuk surat yang ditulis Rasulullah pada penguasa-peenguasa yang belum masuk Islam juga mampu menjadi sarana ampuh dalam mendakwahkan Islam ke seluruh penjuru dunia, kendati perjalanan yang ditempuh hanya dengan kuda atau unta. Tapi kekuatan dan optimalisasi pembelajaran dengan media pembelajaran yang sangat sederhana inilah yang mampu membuktikan bahwa pembelajaran tidak harus menggunakan media canggih. Jika bukan karena kekuatan dari generasi unggul sekaliber shahabat yang bersyakhsiyah Islam tentu perubahan menjadi masa keemasan Islam takkan terjadi.
Adapun saat ini, segala perkembangan elektronik sudah sedemikian cepat terjadi yang semuanya dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Mulai dari mesin ketik, komputer hingga laptop dan internet atau mulai dari papan tulis, whiteboard, OHP hingga LCD seharusnya menjadikan ilmu lebih cepat berkembang dan kita dapat berinovasi dengan hal tersebut. Namun faktanya ilmu pengetahuan hanya itu-itu saja, karena tanpa sadar bahkan terkadang dengan sangat sadar kita hanya mempelajari ilmu yang berasal dari kurikulum penjajah yang justru jauh tertinggal dari ilmu-ilmu kekinian yang harusnya kita ketahui. Optimalisasi pembelajaran lewat media pembelajaran yang demikian canggih seharusnya terjadi tapi justru mandeg hanya sampai disini.
Ironisnya, kecanggihan media pembelajaran justru disalahgunakan oleh orang-orang tak bertanggungjawab. Keberadaan internet yang diharapkan dapat mengoptimalkan keilmuan menjadi bumerang yang justru merusak generasi muda. Berapa banyak dari para pelajar yang dapat mengoperasikan internet tapi digunakan untuk mendown-load situs-situs porno bukan untuk kepentingan pengetahuan? Lalu bagaimana usaha kita untuk mengoptimalkan media pembelajaran sehingga digunakan semestinya?
Tentunya diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dari semua pihak yaitu keluarga, masyarakat dan pemerintah. Keluarga dapat mengoptimalkan peran dan fungsinya sebagai pagar pertama dan utama bagi generasi muda dalam mengenalkan ilmu pengetahuan berdasar pada aqidah Islam. Masyarakat pun mempunyai andil besar dalam mengontrol jalannya pendidikan yang telah dicanangkan pemerintah, sehingga diharapkan jika ada pembelajaran yang menyalahi syari’at Islam dapat segera dimuhasabahi. Sehingga media pembelajaran dapat digunakan secara optimal tanpa dikotori oleh fenomena tak layak seperti diatas. Yang terbesar dalam menentukan arah pendidikan dan pengoptimalan media pembelajaran adalah peran dari pemerintah dalam menetapkan kurikulum pendidikan serta aturan dan sanksi yang tegas bagi penyalahguna media pembelajaran, dalam hal ini internet. Sehingga tujuan adanya pengoptimalan media pembelajaran benar-benar tercapai selain mencerdaskan ummat juga menjadikan generasi muda bersyakhsiyah Islam.

Wallahu A’lam bish showaf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar